4 Jenis Gangguan Kecemasan dan Cara Mengatasinya


Pada abad ke-19 gangguan kecemasan diklasifikasikan ke dalam neurosis, yaitu kondisi di mana adanya sistem saraf yang abnormal. Jenis gangguan kecemasan sendiri cukup beragam.
Pada dasarnya kecemasan adalah sebuah respons normal dari individu. Rasa cemas merupakan sinyal dari tubuh yang menandakan adanya stimulus asing yang belum pernah ditemui sebelumnya. Namun, kecemasan yang terjadi secara terus menerus dan mengganggu aktivitas sehari-hari individu merupakan salah satu gejala awal adanya gangguan psikologis.
Jenis Gangguan Kecemasan Yang Harus Anda Tahu
Gangguan kecemasan sendiri terdiri dari berbagai jenis dengan berbagai gejala. Berikut ini adalah informasi lengkap terkait jenis-jenis gangguan kecemasan.
1. Fobia
Fobia adalah sebuah ketakutan dan penolakan terhadap situasi ataupun objek tertentu, yang mana pada dasarnya hal tersebut tidak mengandung bahaya sama sekali. Fobia yang terpapar stimulus akan mengakibatkan terjadinya kecemasan intens. Fobia sendiri biasanya disebabkan oleh adanya pengalaman buruk, faktor genetik, dan juga adanya fungsi otak tidak bekerja sebagaimana seharusnya.
Baca Juga : Penyebab Gangguan Mental Pada Anak Remaja
Gangguan Fobia sendiri diklasifikasikan menjadi tiga. Pertama, Fobia spesifik. Ciri-ciri dari fobia ini adalah adanya ketakutan, kecemasan, dan perilaku menghindari objek atau kondisi tertentu. Fobia spesifik ini dapat bertahan dalam diri seseorang selama 6 bulan hingga bertahun-tahun.
Kedua, Fobia Sosial. Ciri-ciri dari fobia sosial adalah adanya rasa takut dan cemas ketika berada dalam situasi sosial. Rasa takut yang dirasakan cukup kuat sehingga membuat orang dengan gangguan ini akan menghindari situasi sosial yang ada.
Ketiga, Agorafobia. Fobia ini dicirikan dengan adanya rasa takut ketika berada di tengah keramaian. Maka dari itu, orang yang memiliki Agorafobia akan menghindar dari keramaian yang ada.
Pendekatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi fobia ini adalah dengan menggunakan pendekatan berbasis pembelajaran. Yang mana pendekatan ini dilakukan untuk membantu individu dalam mengatasi objek atau situasi agar bisa lebih efektif.
Selain itu juga bisa dilakukan pendekatan berbasis terapi, misalnya terapi kognitif dan terapi realitas visual. Penerapan terapi kognitif akan membantu individu untuk mengenali kelemahan pemikiran mereka secara logis sehingga individu tersebut dapat melihat situasi yang ada dengan lebih rasional.
Baca Juga : Ciri-Ciri Gangguan Jin pada Tubuh Manusia
2. Gangguan Panik (Panic Attack)
Gangguan panik adalah serangan panik yang muncul secara berulang disertai dengan gejala fisik seperti rasa pusing, jantung berdetak dengan lebih cepat, gemetar, dan merasa bahwa dirinya sedang berada dalam sebuah bencana. Serangan panik ini biasanya setidaknya muncul perasaan khawatir selama satu bulan hingga muncul serangan berikutnya.
Jenis gangguan kecemasan ini disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor biologis dan faktor kognitif. Faktor biologis sendiri meliputi genetik dari keluarga dan juga pola pikir. Sedangkan faktor kognitif meliputi trauma atas pengalaman masa lalu ataupun hal-hal yang terjadi di lingkungan sekitar.
Gangguan panik ini dicirikan dengan jantung berdebar, berkeringat, gemetar, sesak napas, nyeri atau rasa tidak nyaman di bagian dada, kesemutan atau mati rasa, mual atau gangguan perut, sakit kepala, pingsan, seolah-olah mengamati diri sendiri dari jauh, dan merasa kurang nyaman dengan lingkungan sekitar.
Cara mengatasi gangguan panik yang sering digunakan adalah Cognitive Behavior Therapy (CBT). CBT ini dilakukan dengan melatih pernapasan dan relaksasi. Sedangkan pendekatan dalam bentuk obat yang biasa diberikan adalah obat antidepresan yang dapat mencegah terjadinya serangan panik.
Baca Juga : Kenali Disleksia Pada Anak Dari Penyebab Hingga Cara Mengatasinya!
3. Generalize Anxiety Disorder (GAD)
Jenis gangguan kecemasan berikutnya adalah GAD. GAD ini merupakan rasa khawatir yang terus menetap dan tidak bisa dikendalikan. Biasanya rasa khawatir ini muncul pada hal-hal kecil atau sederhana.
GAD ini disebabkan oleh zat kimia otak yang memiliki fungsi yang berbeda. Selain itu, juga dipengaruhi oleh faktor keturunan, proses tumbuh kembang, dan bagaimana cara individu memandang sebuah ancaman.
Ciri-ciri dari GAD ini adalah adanya rasa khawatir yang berlebihan dan tidak dapat dikendalikan, mudah mencemaskan berbagai hal kecil yang ada di kehidupan sehari-hari, merasa gelisah dan tegang, serta menghindari adanya situasi yang membuat individu tersebut merasa bahwa hal buruk dapat terjadi.
GAD ini dapat diatasi dengan memberikan pengobatan berupa pemberian obat antidepresan dan terapi kognitif perilaku. Terapi kognitif perilaku yang dapat dilakukan adalah melatih relaksasi dan melatih kemampuan untuk menghindari adanya kecenderungan berpikir negatif.
Baca Juga : 7 Cara Mengatur Pola Makan yang Tepat untuk Kesehatan Tubuh
4. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
OCD ini dicirikan dengan adanya pola perilaku yang berulang dan adanya dorongan untuk memenuhi tuntutan dalam aktivitas sehari-hari. Biasanya individu akan melakukan pemeriksaan secara berulang dan memastikan bahwa tidak ada hal yang bisa membuat dirinya merasa cemas.
OCD ini disebabkan oleh faktor genetik, biologis, dan juga psikologis. Adapun cara mengatasi OCD ini adalah dengan menerapkan terapi perilaku dan memberikan SSRI antidepresan.
Beberapa jenis gangguan kecemasan yang telah disebutkan mungkin sudah tidak asing bagi Anda. Namun, semua diagnosis hanya dapat diberikan oleh seseorang yang profesional di bidangnya.