6 Cara Menghadapi Resesi Ekonomi Yang Harus Anda Tahu


Dampak resesi ekonomi yang begitu besar membuat semua orang panik dan tidak sedikit juga mencari langkah tepat untuk menghadapinya. Ada beberapa cara menghadapi resesi ekonomi yang mungkin dapat membantu Anda dalam mengambil tindakan secara bijak saat menghadapi resesi.
Dampak Resesi Ekonomi
Isu resesi menjadi trending topik di jagat maya tepatnya akhir tahun kemarin, bahkan sebagian besar pakar ekonomi memprediksi kemungkinan terjadi. Asumsi tersebut diperkuat dengan data ekonomi global yang terus mengalami penurunan harga (deflasi) selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Biasanya perekonomian negara yang memiliki ketergantungan pada perekonomian global akan lebih terkena dampak dari resesi. Kemungkinan apabila negara mengalami resesi ditandai dengan beberapa faktor sebagai berikut.
1. Perlambatan Ekonomi
Dampak yang paling nyata terjadi perlambatan ekonomi, hal tersebut akan membuat sektor riil untuk menahan kapasitas produksinya sehingga menyebabkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sering kali terjadi. Bahkan beberapa perusahaan mungkin berhenti beroperasi atau tutup permanen.
2. Sektor Investasi
Krisis ekonomi juga akan berdampak pada kinerja instrumen investasi yang cenderung melemah. Para Investor akan mengubah strateginya dalam berinvestasi yang cenderung menempatkan dananya ke instrumen investasi yang lebih aman dan rendah resiko.
3. Ekonomi Semakin Sulit
PHK yang terjadi besar-besaran membuat daya beli masyarakat berkurang, karena mereka akan lebih selektif terutama dalam menggunakan uangnya. Sebagian besar masyarakat lebih fokus pemenuhan kebutuhan primer terlebih dahulu ketimbang kebutuhan sekunder maupun tersier.
Baca Juga : Prinsip Ekonomi, Pengertian dan Jenisnya
Baca Juga : 7 Kota Terbaik Untuk Mendirikan Bisnis Yang Baru Dirintis
Bagaimana Cara Menghadapi Resesi?
Dampak resesi ekonomi akan dirasakan oleh semua lapisan baik pebisnis ataupun karyawan. Kondisi ekonomi yang tidak stabil bahkan cenderung melemah membuat semua orang putar otak untuk bisa bertahan hidup di masa sulit. Beberapa langkah bijak berikut yang perlu Anda terapkan menghadapi resesi ekonomi antara lain.
1. Atur Ulang Pos Pengeluaran
Langkah bijak yang pertama perlu segera diperbaiki adalah mengatur ulang pos pengeluaran. Cara ini dapat membantu cashflow menjadi lebih baik. Cek kembali semua pengeluaran, apakah ada bagian yang bisa dikurangi? Apakah Anda mengeluarkan lebih banyak dana dari yang seharusnya misalnya, keputusan dalam memilih tempat tinggal atau lainnya.
Budget hiburan juga perlu diatur ulang, bukan berarti dihilangkan tapi lebih bijak dalam memilih tanpa mengurangi intensitasnya. Bisa dengan memilih opsi hiburan yang lebih terjangkau, membatasi jatah makan di luar, mengubah destinasi wisata yang lebih ramah di kantong sehingga tidak overspending.
Contoh kasus lainnya adalah berlangganan layanan steaming untuk menikmati beragam tayangan film dan series terbaru. Coba ingat kembali, Apakah benar-benar memanfaatkan layanan yang dibayarkan setiap bulan itu hanya untuk menonton? Apalagi jika berlangganan lebih dari satu layanan, pasti akan terasa pengeluarannya.
Sebetulnya ada banyak cara untuk mencari hiburan dan melapas stres tanpa harus overbudget. Demi berhemat, biasanya seseorang akan merasa lebih tertantang untuk berpikir lebih kreatif sehingga ide tersebut muncul dengan sendirinya.
2. Mengurangi atau Melunasi Hutang
Cara menghadapi resesi ekonomi dengan mengurangi atau melunasi hutang segera mungkin. Karena bunga dari hutang-hutang tersebut dapat memberatkan kedepannya. Coba lihat dan list hutang yang sedang diambil, mana yang berpotensi terkena dampak kenaikan suku bunga dampak akan terjadinya resesi. Pastikan proporsi utang terhadap pengeluaran bulanan di bawah 30% kalau bisa mencapai rasio 20% itu sudah termasuk paling bagus.
Metode pengaplikasian dengan melunasi atau kurangi utang yang memiliki bunga besar. Karena bunga yang tinggi akan berpengaruh cashflow apalagi saat mengalami krisis ekonomi. Cicilan jangka panjang akan berpengaruh terhadap krisis dan suku bunga naik, ini mengakibatkan kenaikan jumlah iuran yang semakin mahal sehingga dapat memberatkan kedepannya.
Hindari utang yang bersifat konsumtif, seperti membeli barang elektronik baru yang mungkin belum terlalu dibutuhkan. Jika Anda memiliki usaha atau perlu membeli perlengkapan operasional sebaiknya pertimbangkan lagi semua aspeknya.
Apakah memang kebutuhan mendesak sehingga harus membelinya sekarang dengan cicilan? Lantas bagaimana cicilan tersebut apakah akan memengaruhi cashflow Anda?
Apakah perlengkapan operasional itu akan menjadi tambahan aset berharga atau justru malah jadi liabilitas? Mulai sekarang pertimbangkan juga skema pelunasan utang sejak awal memutuskan akan membeli barang dengan pembayaran kredit.
Baca Juga : Daftar Bisnis Waralaba Terhits 2023, Modal Pulih dalam Hitungan Hari
Baca Juga : Skema Bisnis Franchise dan Keuntungan Menjalankannya
Siapkan Dana Darurat
Jika kedua cara diatas sudah terpenuhi langkah selanjutnya menyiapkan dana darurat. Utamakan dulu pembayaran utang baru setelah itu mengumpulkan dana darurat ya. Idealnya jumlah dana darurat itu setidaknya harus bisa mencukupi kebutuhan Anda sebanyak 3-6 bulan.
Di masa pandemi, jumlah yang paling disarankan sebanyak 6 kali pengeluaran. Namun, di tahun 2023 para ahli dan konsultan finansial menyarankan jumlah dana darurat sebanyak 12 kali pengeluaran tiap bulan. Jadi hitung terlebih dahulu pengeluaran Anda setiap bulan berapa kemudian kalikan 12, setelah itu cicil bertahap hingga mencapai total angka yang diharuskan.
Fungsi dana darurat sebagai antisipasi apabila terjadi pengurangan gaji ataupun pemutusan hubungan kerja (PHK). Anda bisa menggunakan dana darurat untuk bertahan hidup selama 3-6 bulan ke depan atau bisa juga untuk kebutuhan mendesak tanpa harus utang terlebih dahulu.
Sebaiknya buat rekening khusus yang mudah diakses dan cepat proses pencairannya, seperti tabungan atau instrumen investasi yang rendah resiko. Usahakan setelah gajian langsung potong berapa persen untuk dana darurat. Kuncinya harus konsisten dan fokus agar bisa tercapai targetnya.
1. Mencari Sumber Pendapatan Lain
Berhemat tidak selamanya menjadi cara yang tepat saat menghadapi resesi ekonomi, Anda juga harus membuka sumber pendapatan lain selain pekerjaan utama. Ada ragam pekerjaan samping yang tidak mesti mengeluarkan budget besar seperti dropsip, membuka kelas kursus dan lainnya.
Cara meningkatkan skill bisa dengan mengikuti beragam pelatihan dan sertifikasi di bidang berkaitan pekerjaan atau bidang lain sesuai minat Anda. Segera update resume di Linkedln atau situs pencari pekerjaan untuk membuka beragam peluang cuan lainnya. Manfaatkan waktu luang secara maksimal untuk menambah pundi-pundi kantong.
Tapi, jangan sampai pekerjaan sampingan dapat mengganggu pekerjaan utama dan tetap kesehatan fisik dan mental dijaga supaya work-life balance tidak terganggu. Alokasikan pendapatan utama untuk kebutuhan pokok sementara bonus dan pendapatan tambahan bisa untuk tabungan, dana darurat.
Baca Juga : Rekomendasi Aplikasi Bisnis untuk Para Pemula
Baca Juga : Strategi Optimalkan Pengalaman Konsumen Agar Bisnis Sukses
2. Investasi
Berinvestasi menjadi salah satu cara meminimalisir uang Anda tidak tergerus inflasi. Namun, pastikan menggunakan uang tidak digunakan dalam waktu dekat. Tapi sebaiknya sebelum terjun langsung pada investasi perbanyak ilmu tentang instrumen investasi membantu Anda lebih memahami berbagai jenis keuntungan dan resikonya.
Jenis investasi ada emas, reksadana, saham, properti. Sesuaikan dengan tujuan keuangan Anda ketika berinvestasi sehingga lebih bijak dalam mengambil keputusan. Update kondisi ekonomi global dapat membantu melihat peluang dan strategi investasi yang tepat. Apalagi saat terjadi krisis ekonomi para ahli menyarankan berinvestasi dengan risiko rendah seperti deposito, reksadana pasar uang, obligasi pemerintah.
3. Asuransi
Kondisi masa depan tidak ada yang tahu, di sini pentingnya memiliki proteksi untuk mencegah terjadi kerugian dari musibah atau hal-hal lain tidak terduga. Asuransi menjadi salah satu cara menghadapi resesi ekonomi dapat berupa asuransi kesehatan, asuransi jiwa. Apabila sewaktu-waktu sakit dengan punya asuransi tersebut Anda tidak perlu khawatir harus menggunakan uang tabungan atau investasi.