Apa Itu Saham Free Float dan Dampak Penerapannya!


Apa itu saham free float? Free float termasuk salah satu istilah yang asing di kalangan masyarakat umum tapi cukup familiar di antara investor terutama yang menggeluti pasar modal. Keberadaannya sangat penting karena menjadi indikasi dari mekanisme yang ada pada BEI Bursa Efek Indonesia.
Jika di dalam negeri, free float diterapkan pada tahun 2018 dan sejak itu langsung ramai diperbincangkan. Penyebabnya utamanya adalah penyesuaian bobot indeks oleh BEI. Dua indeks yang paling terpengaruh adalah IDX30 dan LQ45. Namun selain indeks, ada juga nih beberapa dampak lain seperti di bawah ini.
Apa Itu Saham Free Float?
Secara sederhana, free float diartikan sebagai saham terkecil alias minoritas yang dapat Anda transaksikan di pasar reguler. Namun ada juga yang mengartikan free float sebagai persentase saham dari perusahaan-perusahaan yang sudah go public atau dikenal dengan istilah IPO (Initial Public Offering).
Saham dari perusahaan ini umumnya diperdagangkan dengan jumlah kepemilikan paling banyak yang bisa dibeli investor adalah kurang dari 5%. Para investor wajib mengetahui tentang free float agar dapat melihat jumlah volatilitas saham dari suatu perusahaan.
Baca Juga : Trader Pemula? Lakukan Management Trading Saham yang Tepat
Jika jumlah free float rendah, maka menjadi indikasi bahwa perusahaan tersebut tidak begitu aktif dalam perdagangan saham, atau bisa dikatakan bahwa perusahaan tidak banyak mendapat kucuran dana dari para investor institusi.
Hal ini juga menandakan bahwa volatilitas saham di perusahaan tersebut bisa berfluktuasi sewaktu-waktu atau menjadi tidak dapat dikendalikan. Jadi harganya bisa naik kapan saja, tapi juga bisa anjlok dalam sekejap.
Aturan Penerapan
Sebelum adanya free float di Indonesia, BEI menerapkan dua jenis perhitungan indek berikut ini:
- Market capitalization weighted (kapitalisasi pasar)
- Capped adjusted free float market capitalization weighted average (indeks dihitung dengan metode bobot berdasarkan saham yang beredar di pasar).
Meski cukup lama diterapkan, tapi dasar pembobotan dari kedua jenis metode di atas tidak selalu cocok dengan kondisi fundamental perusahaan. Kemudian pada pertengahan tahun 2021, BEI menyeragamkan aturan perhitungan bobot saham dengan metode free float.
Tujuannya adalah agar pasar modal yang ada di Indonesia bisa berjalan secara efisien, teratur, dan pada akhirnya dapat semakin berkembang. Namun meski secara teori sudah diterapkan serentak, tapi rupanya tidak semua emiten menggunakan metode free float lho.
Baca Juga : Investasi Terbaik di Era Pasar Bebas dan Tips Menjalankannya
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian emiten saja yang sudah menggunakan free float, dan sampai tahun ini masih bertahap di berbagai indeks BEI. Terkait dengan indek BEI sendiri, yang menjadi acuan utama adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan).
Bursa pada indek ini sudah dihitung dengan metode free float yang nantinya bisa menunjukkan jumlah sekuritas yang beredar. Bisa diketahui juga nih proses transaksinya, sehingga semuanya akan terlihat jelas secara fundamental.
Berbagai Dampak Penerapan Free Float
1. Lebih Transparan
Manfaat utama adalah adalah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi pasar saham di berbagai negara termasuk Indonesia. Hal ini berdampak pada pengurangan beban manajer investasi saat sedang mengatur / membuat portofolio investasi.
2. Penyesuaian Bobot Saham
Penerapan free float berdampak pada saham yang memiliki tingkat kapitalisasi besar, seperti indeks IDX30 dan LQ45. Adapun dampak dari penyesuaian ini adalah memberikan gambaran lebih nyata kepada para investor mengenai nilai saham yang kira-kira akan dibeli.
Baca Juga : Apa itu Pasar Perdana? Ciri dan Apa Bedanya Dengan Pasar Sekunder?
Jadi nantinya, para investor tidak akan salah mengambil keputusan pembelian. Sebagai contoh, bobot saham dari IHSG turun menjadi 9.0 dari setelah adanya penerapan free float. Padahal awalnya bobot sahamnya sekitar 11,3.
Berikut sejumlah saham yang memiliki big caps (kapitalisasi besar) di Indonesia dan dituntut untuk beradaptasi dengan kebijakan saham free float sehingga bobot saham menjadi turun:
Kode Saham | Penyesuaian | Bobot IHSG | Porsi Free Float | Bobot Baru |
BBRI | 1,6 | 7,4 | 43,7 | 9 |
UNVR | -1,7 | 3,1 | 15 | 1,4 |
BBNI | 0,4 | 1,8 | 40,4 | 1,5 |
ICBP | -0,6 | 0,8 | 19,5 | 1,4 |
UNTR | 0,3 | 1,5 | 40,4 | 1,2 |
BRPT | -0,2 | 1 | 27,2 | 1,2 |
BBCA | -2,3 | 11,3 | 45,3 | 9,0 |
BMRI | 0,7 | 4 | 38,3 | 4,8 |
TLKM | 2,3 | 4,8 | 47,9 | 4,8 |
ASII | 1,6 | 3 | 49,8 | 4,6 |
ARTO | 0,9 | 2,3 | 46,1 | 3,2 |
HMSP | -1,6 | 2,1 | 7,5 | 0,5 |
EMTK | 0,2 | 2 | 36,3 | 2,2 |
TPIA | -1,5 | 1,9 | 7,6 | 0,5 |
CPIN | 0,6 | 1,7 | 44,5 | 2,3 |
BRIS | 1,7 | 1,2 | 83,4 | 2,8 |
ANTM | 0,1 | 0,8 | 34,9 | 0,9 |
INDF | 0,4 | 0,8 | 49,5 | 1,3 |
MEGA | 0,2 | 0,8 | 42,4 | 1,1 |
MYOR | -0,4 | 0,8 | 15,7 | 0,4 |
INKP | 0,3 | 0,7 | 46,7 | 1 |
SMMA | 0,3 | 1 | 41,1 | 1,3 |
KLBF | 0,3 | 1 | 42,6 | 1,3 |
TOWR | 0,4 | 0,9 | 47,2 | 1,3 |
GGRM | -0,2 | 0,9 | 23,8 | 0,7 |
INCO | -0,3 | 0,7 | 20,5 | 0,4 |
DCII | 0,3 | 0,7 | 47,9 | 1 |
TBIG | 0,3 | 0,9 | 42,3 | 1,2 |
SMGR | 0,4 | 0,9 | 49 | 1,3 |
MDKA | 0,4 | 0,9 | 47,9 | 1,3 |
3. Efisiensi Portofolio
Berkurangnya bobot saham juga menjadi salah satu dampak dari penerapan free float, dan hal ini juga memberikan dampak pada peningkatan efisiensi portofolio para investor.
Selanjutya peningkatan efisiensi portofolio akan memberikan dorongan kepada para emiten untuk menaikkan jumlah saham minoritas yang rencananya akan ditransaksikan di pasar reguler.
Baca Juga : Agar Tak Salah, Ini Dia 7 Tips Memilih Investasi Online yang Aman
4. Reksadana Terdampak
Reksadana menjadi salah satu produk investasi yang ikut terkena dampak free float. Banyak manajer investasi yang pada akhirnya melepaskan emiten-emiten dengan jumlah saham rendah dan mangambang, termasuk produk reksanada.
Contoh Perhitungan
§ Contoh 1
PT Selamat Pagi memiliki total saham 10.000.000 lembar. Sebanyak 5.600.000 lembar saham dari perusahaan tersebut (atau dalam persentase sekitar 56%) dimiliki oleh seorang investor dengan inisial X.
Kemudian investor utama lain dengan inisial A memiliki jumlah saham sebanyak 1.000.000 lembar, atau sekitar 10% dari total saham. Maka, jumlah saham yang tersisa dari perusahaan tersebut kira-kira 3.400.000 lembar atau sekitar 34%.
Cara menghitungnya cukup dengan menjumlahkan saham milik investor utama yaitu X dan A tadi, lalu 100% saham milik perusahaan dikurangi jumlah saham milik investor tersebut.
Nah, sisa saham sebesar 34% tadi disebut dengan free float. Jika sisa saham ini dimiliki oleh sebanyak 100.000 orang investor lainnya misal (dengan perhitungan rata-rata 34 lembar setiap investor), maka porsi saham yang dimiliki oleh masing-masing investor ini kurang dari 5%.
Baca Juga : 6 Cara Menghadapi Resesi Ekonomi Yang Harus Anda Tahu
§ Contoh 2
PT Jaya Makmur merupakan sebuah perusahaan terbuka dengan total saham resmi mencapai 2.000.000 lembar. Jumlah saham yang diedarkan adalah setengahnya, yaitu 1.000.000 lembar.
Sekitar 50.000 saham dimiliki oleh COO dan CEO, sedangkan jumlah saham yang terurai sekitar 60.000 lembar. Nah, berapakah saham free float perusahaan ini?
Jawabannya adalah 950.000 lembar saham, yang didapat dari 1.000.000 dikurangi 50.000. Jika dalam bentuk persen, maak sekitar 95%, yang didapat dari 950.000 dibagi 1.000.000.
Baca Juga : Cara Belajar Investasi, Awali Dengan Kesiapan Finansial
Banyak yang mengatakan bahwa berkecimpung di dunia saham sangat mengasyikan bahwa bisa mendapat untung besar. Namun sebenarnya, ada banyak sekali faktor yang bisa mempengaruhi hasil dari investasi, seperti salah satunya free float tadi. Jadi sekarang, sudah tahu akan apa itu saham free float?