Apa Perbedaan Gaji Pokok, UMR, UMK dan UMP serta Dampaknya Untuk Pekerja


Sebagai karyawan maupun pekerja, apakah Anda sudah mengetahui Perbedaan Gaji Pokok, UMR, UMK dan UMP karena pada dasarnya penting mengetahui apa maksud dari keempat hal tersebut.
Perbedaan Gaji Pokok, UMR, UMK dan UMP ini sekilas memang terlihat mirip namun sebenarnya keempat hal tersebut memiliki arti dan pengertian yang berbeda. Karena itulah sebagai pekerja atau karyawan tentu Anda harus mengerti apa maksud dari gaji pokok, UMR, UMK maupun UMP dan apa dampak dari kenaikan hal tersebut.
Perbedaan Gaji Pokok, UMR, UMK dan UMP, Apa saja?
Perbedaan Gaji Pokok, UMR, UMK dan UMP tentu harus diketahui agar Anda tidak salah mengartikan hal-hal tersebut, berikut pembahasannya:
1. Gaji Pokok
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gaji adalah bentuk upah kerja yang dibayar dalam jangka waktu yang tetap atau balas jasa yang diterima oleh pekerja dalam bentuk uang berdasarkan waktu tertentu.
Baca Juga : Kerja Part Time dengan Gaji Jutaan Rupiah yang Bisa Dicoba
Karena itu Gaji pokok atau upah pokok adalah bentuk imbalan dasar. Imbalan tersebut dibayar oleh perusahaan kepada pekerja. Besarnya sendiri diukur dari tingkat atau jenis pekerjaan nya. Nilainya juga disepakati oleh perusahaan serta pekerja. Hal itu tertuang dalam Penjelasan Ayat 2 PP 78/2015. umumnya hak pekerja yang satu ini diberikan berupa uang.
2. Pengertian UMR
UMR merupakan singkatan dari Upah Minimum Regional yang terdiri dari tingkat I provinsi serta tingkat II kabupaten dan kota. Penetapan angka UMR sudah ditetapkan di Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 1 Tahun 1999.
Pada peraturan tersebut disebutkan kalau UMR adalah upah minimum yang penetapannya dilakukan oleh gubernur untuk dijadikan sebagai acuan dalam menentukan pendapatan pekerja dalam suatu wilayah.
Setelah itu Peraturan tersebut direvisi menjadi Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 226 Tahun 2000. Perubahan tersebut menjadikan istilah UMR tidak lagi digunakan karena sudah diganti dengan UMP (Upah Minimum Provinsi) dan UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota).
Baca Juga : 9 Rekomendasi Pekerjaan Freelance Bergaji Tinggi
Walaupun begitu, hingga sekarang ini penyebutan istilah UMR sendiri masih kerap kali digunakan saat membicarakan tentang upah minimum. contohnya saat seseorang berkata, “Kebanyakan fresh graduate digaji UMR.”.
Dalam menentukan arti UMR, DPD menghimpun data atau informasi tentang keberagaman perusahaan, jumlah perusahaan serta tenaga kerja, devisa dan juga nilai tambah yang dihasilkan, kemampuan perusahaan, asosiasi perusahaan, serta serikat pekerja tiap – tiap daerah.
Hal itu bertujuan agar bisa menjamin standar kehidupan yang layak untuk pekerja serta keluarganya, meningkatkan produktivitas dan juga memastikan kemampuan daya beli masyarakat.
3. Ump (Upah Minimum Provinsi)
UMP merupakan upah minimum provinsi yang berlaku dalam seluruh wilayah yang berada di satu provinsi, seperti kabupaten atau kota. Berdasarkan Pasal 4 Kepmenaker Nomor 226 Tahun 2000, UMP yang sebelumnya disebut dengan UMR ditetapkan oleh gubernur.
Baca Juga : Jenis Pekerjaan Dengan Gaji Terbesar di Indonesia
Karena itulah tiap – tiap provinsi mempunyai standar minimum upah yang berbeda – beda. contohnya, upah minimum di DKI Jakarta tahun 2022 ditetapkan sebesar Rp. 4.541. 855, sedangkan upah minimum di Yogyakarta ditetapkan sebesar Rp. 1.940.920.
Lantas mengapa UMP pada tiap provinsi dapat berbeda – beda? Hal itu dikarenakan adanya perbedaan UMP pada setiap provinsi yang dilihat dari standar kebutuhan hidup. Hal itu dipengaruhi dari besar dan perbedaan sumber daya, adat istiadat, kebudayaan, dan juga struktur ekonomi serta kinerja.
Oleh karena itulah kenapa kamu beli satu porsi pecel ayam di Madiun, Jawa Timur Anda hanya perlu membayar seharga Rp. 7.800 saja, sedangkan di daerah Jakarta dapat dihargai sekitar Rp. 15.000. dalam pasal 4 Kepmenaker Nomor 226 Tahun 2000 ayat 4, UMP ditetapkan oleh gubernur paling lambat setiap tanggal 21 November. Berlaku mulai dari tahun berikutnya di tanggal 1 Januari.
4. Umk
UMK atau Upah Minimum Kabupaten/Kota adalah standar minimum upah untuk pekerja yang berlaku untuk tiap – tiap kabupaten/kota yang pengajuannya dilakukan oleh walikota atau bupati untuk selanjutnya ditentukan oleh gubernur.
Baca Juga : Beberapa Cara Alokasikan Gaji
Hal tersebut diatur dalam Pasal 16 tentang penghitungan nilai UMK dilakukan oleh Dewan Pengupahan Kabupaten atau Kota untuk selanjutnya ditentukan oleh bupati atau walikota sebelum direkomendasikan kepada gubernur.
Dalam pasal 16 ayat (4) dikatakan kalau hasil dari penetapan UMK lebih rendah daripada UMP, maka walikota atau bupati tidak bisa merekomendasikan kepada gubernur. Oleh karena itulah, gubernur mempunyai wewenang dalam menetapkan UMK bila UMK tidak sesuai dengan formula penghitungan yang sudah ditetapkan.
Dampak Kenaikan UMR, UMP dan UMK
Setelah mengetahui apa perbedaan Gaji Pokok, UMR, UMK dan UMP tentu Anda juga perlu mengetahui apa dampak dari kenaikan ketiganya. Kenaikan upah seperti UMR, UMP, dan UMK biasanya terjadi setiap tahun berdasarkan pasal 26 ayat (1).
Baca Juga : 5 Rahasia Kaya Raya Para Miliarder yang Patut Ditiru
Berdasarkan dari Smart Presence, berikut beberapa dampak yang dirasakan oleh pekerja dan pengusaha apabila gaji pokok, UMR, UMP, dan UMK mengalami kenaikan:
1. Meningkatnya Daya Beli
Apabila terjadi kenaikan UMR, UMP, dan UMK maka tentu akan berdampak pada meningkatnya daya beli. Semakin tinggi daya beli, perekonomian provinsi ataupun kabupaten dan kota juga akan meningkat. Kemudian dengan meningkatnya daya beli masyarakat maka akan bisa memicu berbagai usaha kecil untuk tumbuh di provinsi dan kabupaten atau kota.
2. Kenaikan Harga Barang
Salah satu dampak yang muncul dari kenaikan UMR, UMP dan UMK merupakan kenaikan harga barang. Tentu, hal tersebut tidak diinginkan oleh masyarakat. Namun umumnya kenaikan harga barang masih dapat dikendalikan oleh pemerintah. Selain itu, semakin naik harga barang, semakin tinggi juga masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Baca Juga : Inilah Tips Mengatur Jam Kerja Bagi Freelancer, Wajib Tahu!
3. Masyarakat Bisa Mewujudkan Hidup yang Sejahtera
Dampak ketiga dari adanya kenaikan dari gaji pokok, UMR, UMP, dan UMK adalah masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dan hidup layak ketika harga barang mengalami kenaikan.
4. Gaji Karyawan Juga Akan Naik
Apabila UMR, UMP, dan UMK mengalami kenaikan, maka gaji Anda sebagai pekerja atau karyawan juga akan naik seperti dalam ketetapan gubernur dan usulan walikota atau bupati. Gaji otomatis naik agar pekerja dapat memenuhi kebutuhanya sehari – hari.
5. Masih Adanya Pelaku Usaha Memberlakukan PHK
Meskipun upah pekerja naik, hal itu tidak menutup kemungkinan jika perusahaan masih memberlakukan PHK. Dengan naiknya upah minimum akan berdampak pada harga kebutuhan yang ikut naik juga. Jika keuangan perusahaan dalam kondisi tidak stabil sampai beberapa tahun, mungkin saja Anda Sebagai karyawan dapat di PHK.
Itulah pembahasan mengenai Perbedaan Gaji Pokok, UMR, UMK dan UMP yang penting untuk Anda ketahui, walaupun sekilas terdengar sama namun pada dasarnya keempat hal tersebut bisa dibilang tidak sama.