Sangat penting mengetahui ciri kucing Persia hamil bagi yang memeliharanya. Jadi, nantinya bisa memberikan perawatan dengan perhatian khusus mengingat kondisinya sedang hamil.
Persia merupakan salah satu jenis kucing yang banyak dijadikan hewan peliharaan. Alasannya karena perawatannya termasuk kategori mudah dan tidak sulit untuk menemukannya.
Sama seperti jenis kucing lain, Persia ketika bunting mempunyai perubahan fisik dan kepribadian yang tampak jelas, biasanya sekitar minggu sesudah kawin dengan jantan. Mengenai beberapa cirinya, akan dibahas pada uraian berikut ini.
Inilah Beberapa Ciri Kucing Persia Hamil, Penting untuk Diketahui
Persia mempunyai masa kehamilan dengan waktu sekitar 63 sampai 66 hari. Bagi Anda pemilik Persia, ketahui dengan baik ciri hewan peliharaan satu ini ketika sedang hamil, beberapa di antaranya adalah:
1. BB Bertambah
Ciri kucing Persia hamil pertama adalah mengalami pertambahan berat badan, sehingga tampak lebih besar dibandingkan biasanya. Untuk pertambahan berat badannya sendiri mencapai sekitar 1 hingga 2 kg pada masa kehamilan.
Walaupun ciri ini mudah dilihat, tapi sebagian orang bingung membedakan antara pertambahan BB karena bunting atau sekadar nafsu makan hewan peliharaan sedang meningkat. Untuk membedakannya, pertambahan BB terjadi setiap minggunya.
Baca Juga : Inilah Penyebab Kucing Lesu dan Cara Mengatasinya
Baca Juga : Penyebab Bulu Kucing Botak yang Perlu Diatasi
Pertambahan berat badan ini tentu disertai dengan ciri lainnya. Ketika kucing hamil, nafsu makannya bertambah karena nutrisi makanan tersebut bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga janin dalam kandungan.
Bagian perutnya akan terus mengalami pembesaran seiring dengan pertambahan BB sampai waktu melahirkan. Kondisi semakin membesarnya perut membuat kucing semakin malas melakukan aktivitas.
2. Puting Tampak Membesar
Persia hamil bagian putingnya tampak membesar dan cenderung memiliki warna merah saat kehamilan berusia 15 hingga 18 hari. Tapi penting untuk diwaspadai bahwa puting membesar tidak selalu karena hamil, bisa juga menunjukkan gejala penyakit tertentu.
Untuk ciri kucing Persia hamil satu ini cukup mudah diamati. Sebab, ketika tidak sedang bunting, kucing Persia betina cenderung tidak akan tampak membesar atau membengkak.
3. Pola Tidur Berubah
Ciri lainnya, pola tidur berubah menjadi semakin meningkat. Hewan berbulu satu ini memang sudah terkenal sangat hobi tidur, tapi akan lebih bertambah lagi frekuensinya ketika hamil.
Biasanya kucing yang sedang bunting akan cenderung lebih agresif terhadap hewan lainnya. Selain itu, mereka akan mencari area terpencil serta mempersiapkan kelahirannya.
Baca Juga : Grooming Anak Kucing Persia agar Kesehatan dan Penampilan Terjaga
Baca Juga : 6+ Cara Merawat Kelinci Anggora yang Baik dan Tepat
4. Kerap Muntah
Sama halnya dengan manusia yang mengalami morning sickness atau kerap muntah saat hamil, kucing juga demikian. Tapi, perlu diwaspadai bila muntah yang dilakukan terlalu sering karena berpotensi menunjukkan gejala penyakit tertentu.
Jadi, untuk memastikan ciri kucing Persia hamil satu ini, perhatikan intensitas muntahnya. Bila sudah sangat parah, sebaiknya segera periksakan kepada dokter hewan supaya mendapatkan penanganan terbaik, barangkali memang menderita penyakit tertentu.
5. Siklus Birahinya Berhenti
Ciri terakhir yang terlihat yaitu siklus birahinya berhenti. Kemungkinan besar Persia mengalami bunting bila siklus birahi yang dilakukan setiap 10 hari sampai 2 minggu secara tiba-tiba berhenti.
Tanda berhentinya siklus birahi mereka cenderung tidak ingin bertemu dengan kucing jantan lagi. Semakin diperkuat kemungkinannya bila hewan kesayangan sudah berhasil kawin dengan kucing jantan tersebut.
Sebelumnya disebutkan bahwa ketika sedang bunting, Persia cenderung memiliki peningkatan nafsu makan. Tapi, pada beberapa situasi, ada yang tidak nafsu untuk makanan, sehingga menyesuaikan dengan kondisi setiap hewan.
Setelah menemukan ciri tersebut dan sudah dipastikan hewan peliharaan sedang hamil, rawat dengan baik. Untuk memastikan ciri kucing Persia hamil tersebut apakah benar terjadi pada hewan peliharaan, tidak ada salahnya memeriksakannya ke dokter.
