Keuangan

Cara Belajar Investasi, Awali Dengan Kesiapan Finansial

Cara belajar investasi bisa dimulai dengan memahami konsep dan resiko investasi. Oleh karena itu, banyak orang menganggap investasi hanya cocok untuk kalangan usia matang, yang sudah menghabiskan masa mudanya mempelajari investasi.

Namun pandangan lama tersebut sudah tidak relevan lagi. Kini data demografi investor Indonesia semakin didominasi kelompok usia muda milenial. Memiliki investasi pribadi di pasar finansial saat ini merupakan gaya hidup produktif di kalangan anak muda.

6 Cara Belajar Investasi, Mulai Dari Perlindungan Kondisi Keuangan Atas Situasi Tak Terduga

Dari total jumlah investor pasar modal Indonesia tahun 2020, 70%-nya merupakan investor muda. Apabila Anda juga ingin mencicipi dunia investasi di pasar modal, ikuti panduan cara belajar investasi berikut ini :

1.    Memahami Konsep Dan Resiko

Asuransi merupakan mekanisme pengelolaan resiko finansial paling dasar dan mudah dipahami. Ada baiknya mulai Anda mengasuransikan segala sesuatu yang menimbulkan resiko bagi kondisi keuangan.

Contohnya, asuransi jiwa dan asuransi kesehatan, sebagai langkah pertama cara belajar investasi. Dua asuransi ini seringkali kurang diindahkan kalangan muda karena merasa resiko sakit atau meninggal dunia masih jauh.

Anggapan yang perlu diluruskan, karena kedua resiko tersebut tidak memandang umur apalagi diprediksi. Oleh karena itu, miliki kedua proteksi tersebut justru pada saat Anda sedang produktif dan sehat, sehingga dapat cermat memilih.

Baca Juga:
Tips Investasi Properti Bagi Pemula Agar Tidak Ditipu

Baca Juga : Keuntungan Investasi Emas dan Cara Investasinya

Baca Juga : Mau Investasi? Simak Untung Rugi Beli Tanah Kavling Ini!

2.    Membuat Daftar Tujuan Keuangan Berdasarkan Time Horizon

Cara belajar investasi berikutnya, buat daftar tujuan keuangan (pencapaian dana finansial pada periode tertentu) yang ingin diwujudkan melalui investasi. Daftar tujuan keuangan ini akan membuat investasi yang Anda lakukan lebih terarah dan jelas.

Bagi tujuan keuangan menurut target waktu, hal ini dikenal juga dengan nama Time Horizon. Pertama, tujuan jangka pendek yang ingin diwujudkan dalam 3 tahun (atau kurang).

Misalnya, dana mudik, liburan akhir tahun, uang muka rumah pertama, atau lainnya. Kedua, tujuan jangka menengah yang ingin Anda capai dalam 3-5 tahun ke depan. Contoh: dana menikah, dana sekolah pasca sarjana, atau lainnya.

Ketiga, tujuan jangka panjang yang ingin diraih dalam waktu di atas 5 tahun. Misalnya, dana pensiun atau dana pendidikan anak.

Selanjutnya, tentukan target dana dari masing-masing tujuan tersebut. Misalnya, dana menikah (Rp100 juta – dalam 3 tahun), dana uang muka rumah pertama (Rp150 juta – dalam 4 tahun), dan seterusnya.

Time horizon sangat penting karena akan mempengaruhi penilaian terhadap resiko sebuah instrumen investasi. Juga efektivitasnya dalam membantu Anda mencapai target dana yang sudah ditentukan.

3.    Tentukan Instrumen Investasi Berdasarkan Tingkat Resiko Instrumen

Setelah memiliki Time Horizon (tujuan keuangan dengan jangka waktu pencapaian), tentukan pilihan instrumen investasi yang sesuai dengan profil Anda. Instrumen investasi dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat resiko:

●      Resiko Rendah

Instrumen investasi resiko rendah yaitu deposito, obligasi, dan emas. Hasil yang didapatkan rendah, namun investasinya aman dan stabil.

Baca Juga : Mitos Investasi Emas yang Sudah Tidak Berlaku di 2023

Baca Juga:
Apa Itu Take Home Pay : Pengertian dan Alasannya

Baca juga : Cek Kelebihan dan Kekurangan Cryptocurrency Sebelum Investasi

●      Resiko Menengah

Instrumen investasi resiko menengah yaitu investasi dengan tingkat imbal hasil cukup tinggi namun resikonya berskala sedang, seperti reksa dana.

●      Resiko Tinggi

Tipe instrumen investasi ini imbal hasilnya tinggi sesuai dengan risikonya. Contoh investasi di kategori ini yaitu forex, saham, atau kontrak berjangka komoditas. Sedangkan kategori instrumen investasi berdasarkan jangka waktunya yaitu:

●      Jangka Pendek

Instrumen investasi ini bersifat likuid dan dapat dicairkan sewaktu-waktu, seperti deposito, emas, dan saham.

●      Jangka Menengah

Investasi ini cukup likuid namun tidak dapat segera dicairkan, contohnya reksa dana.

●      Jangka Panjang

Instrumen tipe ini memiliki potensi jangka panjangnya sangat bagus. Sebagian investasi kurang likuid, seperti tanah dan obligasi. Obligasi lain likuid, contohnya saham.

Apabila tujuan keuangan Anda adalah dana menikah 100 juta dalam 3 tahun, investasi yang tepat yaitu instrumen tingkat risiko rendah-menengah. Contohnya, reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana pasar uang.

Saham tidak disarankan bagi tujuan keuangan 3 tahun karena resiko fluktuasi harga sangat tinggi dalam jangka pendek.

Baca Juga : Investasi Paling Menguntungkan Dan Resiko Tinggi

Baca Juga : 7 Rekomendasi Aplikasi Trading Kripto Terpopuler 2023

4.    Ketahui Profil Resiko

Cara belajar investasi berikutnya adalah memilih profil resiko sebelum mengambil keputusan menentukan investasi.

Dimana profil resiko ialah indikator kemampuan seorang investor mentolerir suatu resiko ketika melakukan investasi.

Berikut 3 kategori profil resiko yang perlu Anda pahami sebagai investor:

●      Investor Konservatif

Tipe investor yang menginginkan investasi stabil dan kurang menyukai investasi dengan nilai berfluktuasi. Investor ini tidak mempermasalahkan hasil sedikit, yang penting pokok investasi (modal awal) tidak berkurang.

Baca Juga:
Pilih Strategi Trading Crypto yang Paling Cocok Digunakan

●      Investor Moderat

Tipe investor yang masih bisa menerima fluktuasi harga, namun tetap berharap modal awalnya tidak sampai benar-benar habis. Investor cukup puas ketika nilai investasinya tumbuh melampaui deposito bank dan tingkat inflasi.

●      Investor Agresif

Tipe investor yang siap dengan resiko kehilangan modal investasi. Investor ini tidak masalah dengan fluktuasi harga yang tajam dan menginginkan investasinya berkembang di atas bunga deposito (risk free rate).

5.    Buka Rekening Investasi

Langkah selanjutnya dalam cara belajar investasi adalah mengeksekusi rencana tersebut. Untuk berinvestasi di pasar modal, Anda perlu membuka rekening investasi melalui lembaga keuangan.

Pada investasi saham, buka rekening di perusahaan sekuritas. Sedangkan untuk investasi reksa dana secara online, Anda bisa membuka rekening di perusahaan manajer investasi.

Syarat-syarat untuk membuka rekening investasi bisa Anda cek di lembaga keuangan terkait. Sebagian syaratnya umum, seperti kartu identitas pribadi, NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), nomor rekening bank, dan pengisian formulir initial investment.

Dengan kemajuan teknologi saat ini, memulai investasi menjadi semakin mudah. Anda  bisa membuka rekening investasi di perusahaan Financial Technology (fintech) hanya dari gadget tanpa harus mendatangi kantor fisik perusahaan terkait.

Sementara untuk modal awal investasi, Anda bisa memulainya dengan modal minimal. Contohnya, modal awal minimal investasi reksa dana adalah Rp100.000. Untuk Investasi saham, bisa membeli 1 lot (100 lembar) saham dahulu sebagai awalan.

Baca juga : 5 Rahasia Kaya Raya Para Miliarder yang Patut Ditiru

Baca Juga : Rekomendasi Aplikasi Crypto Terbaik untuk Pemula

6.    Terapkan Strategi Investasi

Terakhir, langkah dalam cara belajar investasi adalah dengan menerapkan strategi yang tepat. Hal ini agar target investasi sesuai tujuan keuangan dan mengoptimalkan modal yang Anda miliki.

Baca Juga:
Jenis Bisnis Online

Contohnya, untuk investasi reksa dana saham, ada strategi Dollar Cost Averaging (DCA) atau investasi berkala setiap bulan. Strategi ini cocok bagi Anda yang tidak memiliki waktu khusus memantau pergerakan pasar saham harian.

Strategi lainnya yaitu Value Investing dalam investasi saham. Dimana Anda membeli saham dengan nilai lebih rendah dari nilai buku atau nilai intrinsiknya.

Selanjutnya, ada strategi Growth Investing. Strategi ini yaitu mencari dan membeli saham perusahaan dengan keuntungan rata-rata lebih baik dari perusahaan lain selama beberapa tahun terakhir.

Pilih strategi sesuai kenyamanan dan tujuan keuangan. Setelah itu lakukan evaluasi kinerja investasi secara berkala setiap semester.

Cek kinerja investasi dari laporan hasil yang dikirimkan berkala oleh sekuritas investasi terkait. Pastikan Anda memiliki kesiapan finansial sebelum mulai berinvestasi. Pertama, kondisi arus keuangan surplus (tidak defisit).

Kedua, beban cicilan utang terkendali (tidak lebih dari 30% pendapatan bulanan). Ketiga, memiliki dana darurat minimal 30% dari nilai ideal emergency fund.

Sebaiknya upayakan asuransi pribadi sudah termasuk asuransi kesehatan dan asuransi jiwa agar kondisi finansial terlindungi dari berbagai risiko kehidupan.

Dengan terpenuhinya indikator kesiapan tersebut, Anda bisa mulai menyiapkan langkah-langkah dalam cara belajar investasi di atas. Namun bila indikator belum terpenuhi, sebaiknya Anda fokus untuk memenuhinya dulu hingga kondisi keuangan lebih sehat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!