Gaya Hidup

Ini Dia Tanda Strict Parents dan Efek Buruknya Bagi Anak

Strict parents adalah pola asuh yang ketat terhadap anak-anak mereka. Sebagai orang tua, Anda mungkin bisa mengukur apakah beberapa tanda strict parents berikut ini ada dalam pola asuh yang Anda terapkan.

Strict parents mendorong anak-anak mereka untuk mencapai standar yang tinggi dalam prestasi akademis dan kegiatan lainnya. Anak bisa merasa tertekan dan cemas, serta kurang memiliki rasa percaya diri. Selain itu, pola pengasuhan yang terlalu ketat juga bisa menyebabkan anak-anak merasa terisolasi dan kesulitan dalam berinteraksi sosial.

Pengertian dan Tanda Strict Parents

Strict parents adalah orangtua yang menerapkan disiplin yang ketat pada anak-anak mereka dan memegang aturan yang sangat ketat. Mereka memiliki standar yang tinggi dalam hal perilaku, prestasi akademik, dan ketaatan terhadap aturan yang ditetapkan kepada anak.

Orang tua cenderung menuntut kesempurnaan dari anak-anak mereka dan mengharapkan mereka untuk mengikuti semua instruksi yang diberikan. Orang tua yang ketat juga cenderung memberikan hukuman yang tegas jika anak-anak mereka melanggar aturan atau tidak memenuhi harapan mereka.

Dalam hal ini, beberapa orang tua mungkin masih beranggapan bahwa pola asuh otoriter atau ketat akan membuat anak menjadi sosok yang hebat, pemberani, dan kuat. Padahal, pola asuh seperti itu juga memiliki dampak buruk bagi anak.

Baca Juga : 8 Cara Meningkatkan IQ Anak dan Beberapa Hal yang Dapat Menurunkannya

Lalu, bagaimana ciri-ciri atau tanda yang bisa diidentifikasikan sebagai strict parents? Berikut ini beberapa tanda strict parents, diantaranya:

  • Menetapkan batasan atau aturan yang ketat dan seringkali kaku pada perilaku dan aktivitas anak-anak.
  • Cenderung tidak menerima alasan atau penjelasan apapun dari anak-anak saat mereka melanggar aturan atau batasan yang dibuat.
  • Memberikan perintah yang jelas dan meminta anak untuk mematuhinya tanpa diskusi dan tanpa boleh membantah.
  • Sering membatasi dan mengawasi aktivitas anak mereka dengan sangat ketat, terutama saat mereka di luar rumah.
  • Memiliki harapan yang sangat tinggi bahkan menuntut anak terhadap prestasi akademis dan prestasi lainnya.
  • Mengkritik, mengecam, dan menyalahkan anak ketika mereka tidak mencapai target atau kinerja yang diharapkan.
  • Jarang atau bahkan tidak memberikan pujian atau penghargaan secara teratur meskipun anak berhasil mencapai tujuan atau melakukan hal yang baik.
  • Terlalu membatasi dan tidak memperbolehkan anak untuk mengambil risiko atau mencoba hal-hal baru yang dianggap tidak aman.
  • Tanda strict parents selanjutnya adalah tidak memberikan kebebasan pada anak-anak mereka untuk memilih apa yang mereka sukai, seperti pakaian, makanan, atau hobi.
  • Mengontrol secara berlebihan terhadap akses anak pada teknologi dan media sosial.
  • Memiliki reaksi yang berlebihan atau merasa cemas terhadap kesalahan atau kegagalan yang anak lakukan.
  • Memiliki standar yang tinggi dalam hal tata krama dan perilaku sopan santun, dan memberikan teguran keras jika anak tidak memenuhi standar keinginan tersebut.
  • Mengatur secara berlebihan jadwal harian anak secara ketat, termasuk jam tidur, jam makan, dan jadwal belajar.
  • Menggunakan hukuman fisik atau mengancam agar anak merasa jera ketika mereka melanggar aturan.
Baca Juga:
Beberapa Cara Mengatur Jam Tidur Selama Puasa Supaya Tetap Kuat

Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak semua orang tua yang ketat selalu menggunakan beberapa tindakan di atas. Ada beberapa orang tua yang mempraktikkan pendekatan yang lebih longgar atau lebih otoriter tergantung pada kebutuhan dan kepribadian anak mereka.

Baca Juga : 5 Tips Mengajarkan Anak Menggosok Gigi

Efek Buruk Strict Parents Bagi Anak

Meskipun pola pengasuhan orang tua yang ketat terkadang mempunyai beberapa efek positif pada anak, namun ada juga beberapa efek buruk yang bisa terjadi. Beberapa efek buruk tersebut antara lain:

1.    Kepercayaan Diri Rendah

Anak yang tumbuh dengan pola pengasuhan yang terlalu ketat cenderung kurang percaya diri. Hal ini karena mereka merasa tidak mampu untuk membuat keputusan sendiri dan khawatir akan menerima kritik atau hukuman dari orang tua jika mereka membuat kesalahan.

2.    Cenderung Perfeksionis

Anak yang diasuh oleh orang tua yang ketat mungkin berpotensi dan cenderung untuk menjadi perfeksionis. Tentunya dengan menjadi pribadi yang perfeksionis bisa menyebabkan stres, kecemasan, dan rasa tidak puas terhadap diri sendiri.

Baca Juga : 5 Cara Menjaga Kesehatan Anak Secara Sederhana dan Mudah

3.    Rendahnya Kreativitas

Anak yang diasuh dengan pola pengasuhan yang terlalu ketat cenderung tidak memiliki kesempatan untuk bermain dan mengeksplorasi minat mereka. Hal ini tentunya dapat menyebabkan kurangnya kreativitas dan keinginan untuk mencoba hal-hal baru.

4.    Kurangnya Keterampilan Sosial

Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang terlalu terstruktur bisa saja kurang dalam berinteraksi dengan teman sebaya dan mengembangkan keterampilan sosial yang dimilikinya. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain di masa depan.

Baca Juga : Cara Mengetahui Bakat Anak Sedini Mungkin Serta Manfaatnya

Baca Juga:
Cara Menagih Hutang agar Cepat Dibayar, Patut Dicoba!

5.    Cenderung Memberi Tekanan pada Dirinya Sendiri

Anak yang diasuh oleh orang tua yang memiliki tanda strict parents dengan pengasuhanyang terlalu ketat bisa mengalami tekanan yang berlebihan untuk mencapai standar yang tinggi, yang bisa menyebabkan kecemasan dan stres.

6.    Rendahnya Kemandirian

Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang terlalu ketat akan membentuk dirinya menjadi pribadi yang kurang terbiasa untuk mengambil inisiatif dan mengurus diri mereka sendiri, yang bisa menyebabkan mereka kesulitan untuk menjadi mandiri di masa depan.

Semua efek tersebut bisa sangat merugikan bagi perkembangan anak, karena bisa berdampak pada kesehatan mental dan kebahagiaan mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menemukan keseimbangan yang tepat dalam pola pengasuhan anak.

Itulah tadi beberapa tanda strict parents. Bersikap disiplin pada anak memang penting, namun jangan sampai berlebihan. Memberi kebebasan dan menerapkan disiplin yang seimbang untuk anak akan membantu anak tumbuh menjadi individu yang sehat secara fisik dan mental.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!