Proses Metamorfosis Katak dari Awal hingga Akhir


Katak merupakan salah satu jenis hewan yang mengalami metamorfosis sempurna. Selama proses metamorfosis katak, akan ada 2 jenis hormon yang berguna untuk mengontrol transformasi katak mulai dari saat menjadi telur hingga menjadi katak dewasa.
Sama halnya seperti hewan amfibi yang lainnya, katak juga termasuk salah satu hewan karnivora atau pemakan serangga. Biasanya, katak akan hidup di sebuah tempat yang lembap dan memiliki suhu yang panas, sehingga tidak mengherankan jika jenis hewan ini mudah untuk ditemukan di beberapa wilayah Indonesia.
Dalam siklus hidupnya, katak akan mengalami perubahan pada sistem kehidupannya. Awalnya, katak hanya bisa hidup di dalam air saja, tapi seiring berjalannya waktu hewan ini bisa hidup di 2 tempat sekaligus. Lantas, bagaimana proses metamorfosis katak sepanjang hidupnya?
Proses Metamorfosis Katak
Pada dasarnya, pertumbuhan dan perkembangan katak akan diawali dengan proses pembuahan sel telur yang dilakukan oleh sperma. Setelah proses ini berhasil dilakukan, maka sel telur akan membentuk zigot yang berkembang menjadi embrio dalam beberapa tahapan yang berbeda, yaitu morula, blastula, dan gastrula.
Baca Juga : Cara Merawat Ikan Badut di Akuarium
Pada fase morula, embrio akan terbentuk 3-7 setelah proses pembuahan berhasil dilakukan. Sedangkan pada fase blastula, embrio akan terbentuk 18 jam setelah proses pembuahan sel telur tersebut. Kemudian, pada fase gastrula embrio akan terbentuk 34 jam setelah pembuahan sel telur dilakukan.
Jadi, kurun waktu yang dibutuhkan sampai ekor mulai bisa terlihat adalah sekitar 84 jam. Nantinya, proses metamorfosis katak ini juga akan dibagi menjadi 4 fase yang berbeda, yaitu:
1. Fase Telur
Proses metamorfosis katak diawali dengan fase telur. Pada saat musim pembuahan tiba, biasanya katak betina akan melepaskan banyak telur di air. Ketika hal ini terjadi, maka katak jantan akan langsung membuahi telur yang dilepaskan oleh katak betina tersebut.
Namun, proses pembuahan ini bisa gagal jika terjadi beberapa hal tertentu. Beberapa hal yang dapat menjadikan proses pembuahan gagal adalah arus air yang terlalu kuat dan predator yang muncul pada saat proses pembuahan ini dilakukan.
Baca Juga : Kenali Jenis Ular Sawah dan Cara Supaya Tidak Masuk Ke Rumah
Biasanya, telur katak dapat ditemukan dalam keadaan berkelompok, sehingga tidak mengherankan jika jumlahnya cukup banyak. Nantinya, kelompok telur katak ini akan disatukan oleh sesuatu yang berbentuk seperti jelly dan dapat melindungi sel telur tersebut.
2. Fase Kecebong
Pada fase ini, kecebong yang menetas dari telur tetap berkumpul di sekitar tempatnya tersebut. Hal ini dilakukan untuk memakan sisa makanan yang ada di cangkang. Kecebong akan tetap berkumpul di tempat tersebut sampai tubuh mereka benar-benar bisa berfungsi dengan baik, untuk mencari makanan sendiri dengan kemampuannya.
Selain itu, fase ini juga membuat kecebong melakukan pembentukan organ insang, mulut, dan ekor. Tahapan ini akan terus berjalan hingga kecebong tersebut memiliki tubuh yang terbentuk secara sempurna. Biasanya, proses pembentukan organ-organ tubuh yang sempurna ini akan memakan waktu kurang lebih 1 minggu.
Awalnya, tubuh katak menunjukkan proses perkembangan insang yang di mana insang tersebut akan muncul di bagian permukaan kulitnya. Setelah waktu berjalan hingga 4 minggu, insang tersebut akan tertutup oleh kulitnya sendiri, sehingga wujud insangnya tidak bisa terlihat dengan mudah lagi.
Proses metamorfosis katak ini tidak berhenti sampai di situ saja, karena kecebong akan terus mengalami perubahan fungsi fisiologis dan bentuk morfologi pada minggu keenamnya. Bagian kaki yang tumbuh pertama kali adalah kaki belakang, baru setelah itu kaki depan mulai muncul.
Fase ini terus dilanjutkan hingga 6-9 minggu ke depannya. Pada fase tersebut, bentuk kepala dan tubuh katak mulai bisa terlihat dan bahkan memanjang. Biasanya, kecebong yang sedang mengalami fase ini akan memakan serangga mati yang ada di dekatnya untuk bertahan hidup.
Baca Juga : Pecinta Reptil, Kenali Ciri Ular Sakit Berikut agar Bisa Berikan Perawatan Tepat!
3. Fase Katak Muda
Setelah menjadi kecebong, katak akan terus berkembang menjadi katak muda. Umumnya, fase ini akan terjadi pada minggu ke-12 setelah proses metamorfosis terjadi. Pada minggu ke-12 metamorfosis katak ini, kecebong sudah dapat menunjukkan perubahan bentuk morfologis dan fisiologis yang lebih sempurna.
Mulai dari insang yang tidak terlihat atau hilang tenggelam pada kulitnya, ekor yang memendek, mulut yang melebar, hingga paru-paru yang bisa berfungsi dengan baik akan menjadi beberapa perubahan yang dapat terjadi. Selain itu, pada fase ini katak juga mulai bisa hidup di 2 tempat yang berbeda.
Katak muda memiliki sistem pencernaan yang lebih baik, karena mereka sudah bisa menyesuaikannya dengan sifatnya yang sebagai hewan karnivora. Kurun waktu yang dibutuhkan dalam proses perubahan fase katak muda menjadi katak dewasa tergolong cukup singkat. Jangka waktu perubahan fase ini hanyalah 3 minggu saja.
4. Fase Katak Dewasa
Ini adalah bagian dari metamorfosis katak yang paling terakhir. Pada fase ini, katak sudah terbentuk secara sempurna. Fase katak dewasa akan berlangsung pada minggu ke-16 setelah proses metamorfosis berlangsung. Insang yang awalnya menjadi sistem pernapasan utama kecebong, akan berganti menjadi paru-paru pada saat fase ini terjadi.
Baca Juga : Daftar Startup Peternakan yang Permudah Peternak Indonesia
Bahkan, ekor yang awalnya dimiliki oleh katak muda pun perlahan juga akan menghilang. Katak dewasa memiliki kaki yang lebih kuat dan dilengkapi dengan selaput di antara setiap jarinya. Nantinya, katak dewasa mulai membiasakan diri untuk hidup di wilayah daratan, karena mereka sudah tidak memiliki insang lagi pada organ tubuhnya.
Katak dewasa betina hanya akan hidup di wilayah perairan ketika mereka harus melakukan proses pembuahan. Begitu pun juga dengan katak dewasa jantan, mereka hanya akan masuk ke perairan jika sel telur telah disebar oleh katak dewasa betina.
Perbedaan Katak dan Kodok
Masih ada banyak orang yang mengira bahwa katak dan kodok merupakan satu jenis hewan yang sama. Namun, nyatanya katak dan kodok merupakan dua jenis hewan yang berbeda. Ada beberapa perbedaan yang dimiliki kedua jenis hewan ini.
Umumnya, katak memiliki tubuh yang lebih langsing dengan kulit yang bertekstur halus, tipis, dan basah. Hal ini berbeda dengan kodok yang memiliki tubuh besar dengan kulit yang kasar, tebal, serta kering. Selain itu, katak dan kodok juga memiliki beberapa perbedaan lainnya, seperti:
- Katak dapat melompat dengan jarak yang jauh, berkat kaki belakangnya yang panjang. Hal ini berbeda dengan kodok yang hanya bisa melompat pendek, karena kaki belakangnya cenderung pendek.
- Kaki katak dilengkapi dengan selaput renang yang lebar, sementara kodok hanya memiliki selaput renang yang tipis.
- Katak lebih sering hidup di wilayah perairan, sedangkan kodok lebih sering hidup di wilayah daratan.
Baca Juga : Cara Memasarkan Hasil Ternak Ayam Kampung Paling Efektif
Katak dan kodok merupakan dua jenis hewan amfibi yang berbeda, sehingga proses metamorfosis kedua hewan ini pun juga tidak sama. Proses metamorfosis katak akan diawali dengan fase telur, fase kecebong, fase katak muda, dan diakhiri dengan fase katak dewasa. Setelah melalui fase katak dewasa, maka proses metamorfosis ini sudah berakhir.