Sejarah Dinasti Samaniyah : Puncak Kejayaan, Keruntuhan, dan Peninggalannya


Sejarah Islam lekat kaitannya dengan banyak kekuasaan, salah satunya Dinasti Samaniyah pada tahun 875-1004 Masehi. Dinasti Samaniyah dikenal juga sebagai Kekaisaran Samaniyah. Bahkan ada yang menyebut hanya Samaniyah. Sejarah Dinasti Samaniyah tidak lepas dari 4 cucu Saman oleh Khalifah Al’Ma’mun.
Samaniyah termasuk negara dan kekaisaran yang penting di Asia Tengah dan Khorasan Raya. Dinasti ini merupakan dinasti Persia pertama di Iran Raya juga Asia Tengah sesudah penaklukan oleh Arab juga runtuhnya Kekaisaran Sassania. Lalu bagaimana sejarahnya? Cek uraian berikut!
Sejarah Dinasti Samaniyah Berdiri
Dinasti Samaniyah berdiri setelah pengangkatan 4 orang cucu Saman yang dilaksanakan Khalifah Al-Ma’mun. Mereka dilantik untuk menempati jabatan gubernur pada wilayah Samarkand, Pirghana, Shash, hingga Harat.
Empat wilayah tersebut berada di bawah pemerintahan Thahiriyah. Abbasiyah masih mempercayakan Thahiriyah ini untuk menjalankan pemerintahan. Namun keempat cucu Saman tersebut mempunyai hasrat sangat besar untuk menguasai wilayah yang khalifah berikan.
Dalam sejarah Dinasti Samaniyah, Mereka berkeinginan mendirikan pemerintahan sendiri dan lepas dari pemerintahan Abbasiyah. Sehingga Mereka mendapatkan simpati cukup besar dari rakyat Iran.
Awalnya simpati muncul hanya dari orang-orang pada wilayah pemerintahannya saja. Namun, semakin menyebar ke seluruh negeri, bahkan sampai Sijistan, Karman, Ar-Ray, Jurjan, dan Tabanistan, bahkan daerah Transoxiana bagian Khurasan.
Ada hal lain tentang berdirinya Dinasti Samaniyah yang juga didorong kecenderungan bangsa Iran ingin terlepas dari kekuasaan Baghdad. Oleh karena itu, munculnya Dinasti Samaniyah adalah representasi hasrat masyarakat Iran yang ingin merasakan merdeka.
Dalam penjelasan Philip K. Hitti, Nasr Ibn Ahmad menjadi pelopor yang pertama kali memproklamasikan berdirinya Dinasti Samaniyah tahun 874 Masehi, termasuk cucu tertua dari keturunan Samaniyah, bangsawan dari Balk Zoroasterian dan pendirian dicetuskan di Transoxiana.
Puncak Kejayaan dari Sejarah Dinasti Samaniyah
Pada awal pemerintahan Dinasti Samaniyah sukses menjalankan kekuasaan. Mereka mempunyai hubungan yang sangat baik dengan penguasa lokal dan semua masyarakat. Hal ini sebanding dengan berbagai kemajuan yang cukup membanggakan, dalam bidang ilmu pengetahuan, politik, maupun filsafat.
Dinasti Samaniyah juga menjalin hubungan baik dengan Dinasti Abbasiyah utamanya dalam kerjasama bidang ekonomi, yang cukup mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Pada akhirnya kota Bukhara berhasil dikembangkan oleh Dinasti Samaniyah menjadi kota budaya serta ilmu pengetahuan yang sangat terkenal di seluruh dunia. Dinasti Samaniyah juga pernah mengangkat Ibnu Sina menjadi menteri di pemerintahan demi menjalankan perkembangan ilmu pengetahuan.
Bukan hanya itu saja, banyak bermunculan juga nama pujangga hingga ilmuwan yang terkenal di masa Dinasti Samaniyah, misalnya Al-Firdausi, Ummar Kayam, Al-Biruni, hingga Zakariya Ar-Razi.
Dinasti Samaniyah juga sukses membangun Samarkand, bahkan mampu menandingi kota-kota lain yang ada di dunia Islam saat itu. Kota bukan hanya sebagai kota ilmu pengetahuan juga budaya, bahkan sudah berubah menjadi kota perdagangan.
Runtuhnya Dinasti Samaniyah
Kekuasaan setelah berada pada puncak kejayaan, pasti mengalami namanya kemunduran hingga keruntuhan. Hal ini juga tidak bisa lepas dari Dinasti Samaniyah. Setelah mencapai puncak kejayaan bagi bangsa Persia atau Iran.
Akhirnya semangat fanatik kesukuan semakin tinggi pada dinasti ini. Alasan ini membuat banyak imigran Turki yang menduduki posisi pemerintahan dicopot bergitu saja karena faktor kesukuan.
Alhasil perlakuan yang demikian membuat Dinasti Samaniyah mengalami masa kehancuran. Setelah mendapatkan penyerangan besar dari bangsa Turki. Setelah Dinasti Samaniyah runtuh, maka tumbuh dinasti kecil yang baru dan disebut Dinasti Al-Ghaznawi yang berlokasi di India dan di Turki.
Peninggalan dalam Sejarah Dinasti Samaniyah
Setelah keruntuhan Dinasti Samaniyah, terdapat beberapa peninggalan yang masih bisa masyarakat Islam kunjungi sampai sekarang, yaitu :
1. Makam Samaniyah
Makam Samaniyah berlokasi di luar pusat kota Bukhara, Uzbekistan. Tempat ini adalah karya arsitektur Asia Tengah paling dihargai dan dibangun sekitar 892 dan 943 M sebagai lokasi peristirahatan Ismail Samani.
Beliau termasuk amir kuat dan paling pengaruh pada Dinasti Samaniyah. Anda yang menyebutkan juga sebagai pribumi terakhir Dinasti Persia yang berkuasa di Asia Tengah abad ke-9 dan ke-10.
Selain Ismail Samani, makam tersebut juga menampung jasad sang ayah, Ahmed, dan keponakannya, yakni Nasr, dan anggota Dinasti Samaniyah yang lain.
2. Tembikar
Tembikar menjadi kontribusi terpenting zaman Samaniyah dalam seni Islam. Lokasi produksi ada di Nishapur dan Samarkand. Lukisan selip dengan campuran tanah semicair dan warna-warna menjadi ciri khas teknik Orang Samaniyah.
Pembuatan tembikar memakai motif Sasanian, misalnya kuda, burung, singa, dan kepala lembu jantan, bahkan juga menggunakan desain kaligrafi Arab. Potongan-potongan polikrom memiliki buff alias tubuh merah menggunakan desain yang berwarna.
3. Literatur Puisi
Abad ke-9 dan ke-10 M, sastra Persia berkembang pesat utamanya di Transoxania. Penyair terkenal periode Samaniyah yakni Rudaki, Daqiqi, dan Firdausi. Meski Persia merupakan bahasa yang paling disukai, bahasa Arab tetap populer di kalangan anggota keluarga Samaniyah.
Demikianlah sejarah Dinasti Samaniyah hingga peninggalan yang masih bisa Anda lihat dan nikmati sekarang ini. Semoga membantu.