Pendidikan

Sejarah Kesultanan Ternate Yang Harus Anda Pahami

Sejarah kesultanan ternate yang menjadi kerajaan islam tertua ini tentu harus Anda pahami. Artikel ini menyajikan sejarah kesultanan ternate yang harus Anda tahu.

Sejarah Kesultanan Ternate

Kesultanan Ternate ini adalah salah satu kerajan islam tertua sepanjang sejarah Maluku Utara dengan Bacan, Tidore, dan Jailolo. Belum lama ini, kabarnya Maluku bagian Utara diguncang musibah gempa bumi bermagnitudo 7.

Ternate yang sebelumnya memiliki nama kerajaan Gapi ini adalah salah satu kerajaan dari empat kerajaan islam tertua  di Maluku. Pemimpin pertama, atau kolano Ternate yaitu Momole Ciko. Beliau menyandang gelar Baab Mashur Malamo (1257-1272).

Ternate ini terletak sangat strategis sebab terletak diantara Papua dan Sulawesi yang menjadi salah satu jalur pelayaran sekaligus menjadi salah satu perdagangan terpenting yang ada di Nusantara bagian Timur.

Sehingga sudah tidak heran lagi jika wilayah Ternate ini seringkali dikunjungi oleh orang-orang yang berasal dari suku dan bangsa lain, misalnya Cina, Arab, Jawa, dan Melayu.

Adapun persoalan utama yang ada di Maluku Utara saat ini yaitu adanya persaingan yang terjadi antara 4 kerajaan yang telah menguasai wilayah tersebut. Sehingga, jalan tengah yang diambil untuk menyudahi konflik itu yaitu mengundang penguasa Tidore, Bacan, dan Jailolo yang diusulkan oleh pemimpin Ternate ke-7, Kolano Sida Arif Malamo (1322-1331).

Tujuan Kolano Sida Arif Malamo mengundang penguasa Tidore, Bacan, dan Jailolo adalah untuk membicarakan kemungkinan adanya persatuan di antara 4 kerajaan tersebut.

Dari berkumpulnya penguasa Tidore, Bacan, dan Jailolo akhirnya muncul sebuah kesepakatan bahwa telah dibentuk persekutuan yang diberi nama Moloku Kie Raha (Empat Gunung Maluku). Adapun nama Moloku Kie Raha ini diambil dari tulisan Sutamat Arybowo yang terkutip dalam Studi Awal Bahasa & Kebudayaan Gamkonora (2010).

Baca Juga:
12 Deretan Perusahaan Konstruksi Swasta Terbesar Di Indonesia!

Tak hanya Sejarah kesultanan ternate saja yang bisa anda pelajari, namun terdapat beberapa perjalanan lainnya mengenai kesultanan ternate yang bisa menjadi pengetahuan penting bagi Anda.

Masa Islam dan Portugis

Bagi anda yang belum tahu sejak kapan Sejarah kesultanan ternate dan kerajaan-kerajaan di Maluku Utara ini beralih menjadi kesultanan atau bercorak islam, maka akan dijelaskan rinci dibawah ini.

Menurut Restu Gunawan dalam bukunya yang berjudul Ternate Sebagai Bandar Jalur Sutra (1999), Islam awal masuk ke Maluku yaitu pada abad ke-15 Masehi dan raja pertama yang pada saat itu diketahui memeluk agama islam adalah Kolano Marhum (1465-1486).

Dari kedatangan bangsa portigis pada tahun 1512 ini telah menjadi fase selanjutnya bagi kesultanan ternate. Pada mulanya orang-orang eropa itu datang ke maluku untuk keperluan berdagang. Tetapi lambat laun mereka justru memiliki ambisi untuk menguasai pasar rempah-rempah. Tak tanggung-tanggung, mereka juga bahkan ingin menaklukkan wilayah maluku utara.

Kemudian perjalanan riwayatnya juga ada campur tangan dari bangsa portugis yang seringkali menyebabkan kesultanan ternate menglami konflik atau permasalahan antar sesama anggota kerajaan pada saat itu. Bahkan sampai terjadi perang saudaha hanya demi memperebutkan kedudukan dan tahta. Selain itu, Moloku Kie Raha turut goyah keyakinan yang disebabkan karena adanya pengaruh licik yang dibawa oleh portugis.

Sampai pada akhirnya, di bawah kepemimpinan dan kekuasaan Sultan Baabullah (1570-1583), Portugis sudah berhasil diusir dari kawasan ternate tepatnya pada tahun 1575. Tak hanya itu, bahkan Sultan Baabullah (1570-1583) ini juga sukses membawa kesultanan ternate menuju puncak keemasan dan kejayaan.

Masa Belanda dan Kemerdekaan

Setelah wafatnya sultan Baabullah pada tahun 1583, ternate mulai kehilangan kejayaannya dan pada akhirnya jatuh ke tangan penjajah Belanda.

Baca Juga:
Penting! Keterampilan Anak Ini Perlu Diajarkan Orang Tua Untuk ‘Survive’ Kala Dewasa

Beberpakali perlawanan dilakukan oleh Ternate terhadap belanda namun selalu gagal dan kandas. Sebab, orang-orang atau pasuka belanda ini lebih lihai dan piawai dalam memainkan taktik devide et impera dengan tujuan untuk memecah belah orang ternate.

Lalu, kepemimpinan ternater terakhir dipegang oleh Sultan Haji Muhammad Usman Syah (1902-1915). Pada saat itu, kesultanan ternate masih memiliki kekuatan politik, namun setelah Sultan Haji Muhammad Usman Syah dimakzulkan dengan tudingan ‘Pemberontakan’ maka beliau juga diasingkan ke bandung.

Kejadian ini tepatnya terjadi pada 23 September 1915. Sehingga pada saat itu, kesultanan ternate sudah sepenuhnya berada dibawah kekuasaan belanda.

Tapi, setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, kesultanan ternate mulai turut serta meleburkan diri masuk menjadi bagian dari NKRI. Pada kala itu posisi sultan memang masih ada dan masih dipertahankan secara turun temurun.

Tetapi pada kesultanan ternate, sama seperti kerajaan-kerajaan di Indonesia lainnya yaitu berperan sebagai simbol budaya dan adat. Pada saat itulah, kehidupan kesultanan ternate mulai perlahan berubah menjadi lebih jaya dan tidak ada konflik.

Demikian artikel tentang Sejarah kesultanan ternate yang bisa Anda pahami dan pelajari. Tentunya dengan adanya kerajaan islam tertua di Maluku haruslah diketahui mengenai sejarah dan apapun yang mendasarinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!