Keuangan

Strategi Kelola Investasi Saham dan Reksa Dana agar Hasilkan Cuan

Sudahkah Anda siap untuk menerapkan strategi kelola investasi yang tepat? Tanpa penerapan strategi pengelolaan secara tepat, investasi berpotensi menimbulkan kerugian.

Investasi ialah penanaman modal atau dana pada jenis aset investasi selama jangka waktu tertentu untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Seiring perkembangan teknologi, kini siapa saja bisa berinvestasi dengan lebih mudah.

Anda bisa menempatkan dana di berbagai aset mulai dari saham, reksa dana, obligasi, hingga emas lewat beragam aplikasi investasi. Lantas, bagaimana strategi agar investasi menghasilkan keuntungan terbaik?

Ketahui Strategi Kelola Investasi Saham

Saham dapat dipahami sebagai bukti kepemilikan atau tanda penyertaan modal seseorang maupun badan usaha atas suatu perusahaan. Saham adalah instrumen keuangan paling populer saat ini.

Saham termasuk jenis aset investasi dengan risiko tinggi. Sebab instrumen keuangan ini memiliki karakteristik volatilitas yang tinggi. Artinya, pergerakan harga saham dapat naik maupun turun secara cepat.

Baca Juga : Investasi Terbaik di Era Pasar Bebas dan Tips Menjalankannya

Volatilitasnya yang tinggi membuat instrumen keuangan ini lebih cocok untuk investor agresif. Agar memperoleh keuntungan tinggi dan meminimalisir kerugian, perhatikan beberapa strategi kelola investasi saham berikut ini.

1.    Buy on Weakness

Buy on Weakness (BoW) adalah melakukan pembelian pada saat harga saham melemah atau mengalami penurunan sampai level tertentu. Sederhananya, Buy on Weakness adalah strategi di mana investor atau trader membeli saham pada saat harganya sedang diskon.

Baca Juga:
Beberapa Cara Alokasikan Gaji 

Ketika terjadi downtrend, trader atau investor dapat membuat garis support dan bersiap-siap melakukan transaksi pembelian saat harga menyentuk level rendah. Garis support membantu menganalisis area yang sulit ditembus dan harga memantul ke atas.

Umumnya, support yang kuat dijadikan acuan perubahan downtrend menjadi uptrend. Ketika investor membuka posisi buy dan terjadi reversal, keuntungan yang diperoleh akan lebih banyak.

Strategi kelola investasi saham ini dapat diterapkan untuk membeli saham-saham perusahaan dengan kapitalisasi besar. Misalnya saham yang masuk ke daftar indeks LQ45.

Baca Juga : 7 Cara Cepat Kaya, Investasi hingga Hindari Hutang

2.    Buy On Breakout

Dalam investasi saham, Buy on Breakout adalah situasi di mana harga saham menembus area support atau resistance (level tertingginya). Breakout terjadi karena beberapa faktor penyebab.

Salah satu ciri saham akan breakout adalah jika saham tersebut mulai meninggalkan trend sideways (harga cenderung mendatar) dan diikuti volume pembelian cukup besar.

Sebagai contoh, saham A berada di tren harga Rp800 – Rp900 dalam waktu cukup lama. Kemudian secara tiba-tiba harganya harganya naik menjadi Rp1000 diikuti volume perdagangan besar.

Inilah kondisi terjadinya breakout. Volume perdangan tinggi menjadi indikasi meningkatnya kepercayaan sehingga ada potensi harga akan naik lagi yang dapat memberikan keuntungan lebih tinggi.

3.    Sell on Strength

Investor saham bisa merealisasikan keuntungan dengan cara menjual sahamnya. Sell on Strength merupakan strategi kelola investasi saham di mana investor atau trader menjual sahamnya pada saat harga mencapai level tertinggi.

Untuk melakukan strategi ini, diperlukan kemampuan menganalisa level resisten saham agar mengetahui kapan saat paling tepat menjual saham tersebut. Ketika harga saham berada di kondisi terkuatnya, cuan yang diperoleh juga lebih besar.

Baca Juga:
Mitos Investasi Emas yang Sudah Tidak Berlaku di 2023

Baca Juga : Agar Tak Salah, Ini Dia 7 Tips Memilih Investasi Online yang Aman

4.    Tetapkan Cut Loss

Cut loss adalah strategi meminimalisir kerugian dengan cara memotongnya. Cut loss dilakukan ketika harga saham mengalami trend penurunan terus-menerus. Jika tidak memotongnya, kemungkinan modal akan ludes.

Mengingat tingginya risiko investasi saham, investor harus bersiap-siap menghadapi kerugian dengan strategi kelola investasi melalui cut loss agar terhindari dari kerugian lebih besar. Banyak orang bertanya kapan idealnya melakukan cut loss?

Tidak ada jawaban pasti atas pertanyaan tersebut. Investor harus mengenal profil risikonya dan seberapa kuat ia menanggung kerugian. Investor agresif dapat menetapkan batas cut loss di angka 15-20 persen.

Sedangkan investor yang ingin mencari aman bisa menetapkan cut loss ketika kerugiannya mencapai 3-5 persen. Ketika harga sudah menyentuh batas yang ditentukan, investor bisa melakukan cut loss sehingga kerugiannya tidak semakin besar.

Strategi Kelola Investasi Reksa Dana

Reksa dana adalah salah satu instrumen keuangan berupa wadah untuk menghimpun dana masyarakat pemodal (investor) yang selanjutnya diinvestasikan ke portofolio efek oleh Manajer Investasi (MI).

Reksa dana adalah alternatif bagi yang ingin berinvestasi tetapi hanya memiliki modal kecil serta tidak memiliki banyak waktu maupun pengetahuan tentang penanaman modal. Reksa dana dinilai sebagai instrumen penanaman modal yang relatif aman bagi pemula.

Baca Juga : Ide Investasi: Hasilkan Penghasilan Tambahan Berlipat!

Sama halnya dengan saham, berinvestasi di reksa dana juga tidak boleh sembarangan meskipun risikonya relatif lebih rendah. Berikut adalah beberapa strategi kelola investasi reksa dana.

1.    Strategi Lump Sum

Lump sum adalah strategi di mana investor menyetor dana dalam jumlah besar sekaligus di awal, kemudian membiarkan modalnya bergerak naik turun sesuai keadaan pasar.

Baca Juga:
9 Rekomendasi Pekerjaan Freelance Bergaji Tinggi

Pada saat melakukan strategi lump sum, investor tidak membeli reksa dana lagi (top up) sampai ia mencairkannya. Strategi ini bisa memberikan hasil yang baik jika investor melakukannya pada timing tepat.

Yakni ketika harga-harga NAB (Nilai Aktiva Bersih) sedang berada di posisi terendahnya alias harga diskon. Dengan demikian, strategi kelola investasi ini memungkinkan investor mendapatkan unit reksa dana lebih banyak pada harga lebih murah.

Lump sum cocok diterapkan bagi investor dengan pendapatan tidak tepat seperti freelancer (pekerja lepas). Strategi ini sebaiknya diterapkan untuk jenis reksa dana yang tren pergerakannya cenderung naik dalam jangka panjang seperti reksa dana saham.

Jika ingin berinvestasi dalam jangka pendek, lump sum sebaiknya digunakan pada jenis reksa dana dengan risiko lebih rendah seperti reksa dana pasar uang.

Baca Juga : Cara Belajar Investasi, Awali Dengan Kesiapan Finansial

2.    Strategi DCA (Dollar Cost Averaging)

DCA (Dollar Cost Averaging) adalah strategi kelola investasi di mana investor menyetorkan dana dalam jumlah yang sama secara rutin untuk memperoleh harga rata-rata.

Sebagai contoh, Anda menginvestasikan dana di suatu reksa dana sebesar Rp1 juta setiap bulan selama 5 tahun. Setoran dana rutin tersebut pada akhirnya memungkinkan investor memperoleh nilai rata-rata.

Saat melakukan DCA, investor tidak berfokus pada harga unit reksa dana. DCA dilakukan dengan tujuan meminimalisir risiko akibat pergerakan harga yang naik turun (fluktuatif).

Ketika berinvestasi secara rutin, Anda bisa terhindari dari kerugian saat pasar bergerak turun sebab harga yang diperoleh adalah nilai rata-rata yang cenderung moderat. Strategi ini cocok diterapkan oleh investor dengan penghasilan tetap.

3.    Strategi Market Timing

Market timing adalah strategi kelola investasi reksa dana di mana investor melakukan pembelian maupun penjualan pada kondisi pasar yang tepat.

Baca Juga:
Kenali Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan KPR

Baca Juga : Keuntungan Investasi Emas dan Cara Investasinya

Jika membeli reksa dana ketika kondisi pasar menguat dengan harga unit yang masih rendah, investor berpeluang memperoleh cuan lebih tinggi. Sebaliknya, membeli reksa dana pada saat harganya tinggi membuat potensi keuntungannya lebih kecil.

Terlebih jika investor menjual asetnya ketika harganya sedang turun. Bukannya mendapatkan cuan, justru malah merugi.

Saat melakukan market timing, investor perlu mencermati Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta pergerakan pasar sebelum memutuskan akan membeli atau menjual asetnya. Dengan cara ini, Anda dapat memaksimalkan perolehan keuntungan.

Ketika memutuskan untuk berinvestasi, Anda berpeluang memperoleh keuntungan ataupun kerugian. Untuk memperoleh cuan maksimal dan terhindar dari kerugian, terapkan strategi kelola investasi secara tepat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button
error: Content is protected !!